KATA MUTIARA

"BERPEGANG TEGUHLAH PADA KEJUJURAN, DAN KOMITMEN BERSAMA, SEBAB HAL ITU AKAN MEMBUAT DIRI KITA BERHARGA DISISI TUHAN DAN MANUSIA"

Rabu, 04 Agustus 2010

FORMAT HARDISK

KURYANTO
broscom@ymail.com
Memformat Hardisk
Dengan DOS dan Windows

http://komunitasgemesteknologi.blogspot.com
Menjengkelkan memang, jika sistem operasi Windows kesayangan Anda harus lumpuh atau
tiba-tiba ngadat dikarenakan oleh serangan virus. Bagi Anda yang terbiasa dengan jalan
pintas, salah satu jalan yang menjadi pilihan adalah menginstal ulang sistem operasi tersebut.
Dengan menggunakan CD Windows XP Autorun dengan mudah kita bisa melakukan proses
penginstalan ulang. Tinggal merestart komputer dengan CD tersebut, kemudian pilih menu
untuk memformat drive C: agar sistem operasi yang akan Anda instal betul-betul fresh dan
terbebas dari virus yang telah tertanam di drive tersebut sebelumnya.
Namun tidak jarang, terkadang proses instalasi terhenti di tengah jalan sebelum kita sampai
pada proses pemformatan drive C: dengan kata lain pada kondisi ini, Anda tidak bisa
memformat drive C: dengan cara tersebut.
Kalau hal seperti ini yang terjadi, apa yang harus dilakukan? Tidak satu jalan ke Roma.
Beranjak dari kata-kata tersebut, ada beberapa cara lain untuk memformat hardisk (drive C:)
yang bisa Anda tempuh. Mulai dengan bekerja di bawah sistem operasi DOS (dengan disket)
sampai dengan cara menggandeng hardisk yang akan diformat dengan hardisk pada
komputer lain.
Simak uraian berikut tentang “Memformat Hardisk”
Ada dua cara memformat hardisk dengan menggunakan sistem operasi produk Microsoft
(Keluarga Windows). Pertama, Anda bisa memanfaatkan fasilitas Windows itu sendiri untuk
melakukan perintah Format. Selain itu Anda juga bisa bekerja di bawah sistem operasi
sesepuh Windows alias DOS dengan menggunakan disket.
Mana yang lebih baik digunakan? Jawaban dari pertanyaan ini tergantung kepada kebutuhan
dan situasi komputer Anda.
Berikut perbedaan di antara keduanya.
Proses format melalui sistem operasi berbasis grafis ini (Windows) mungkin akan memakan
waktu yang relatif lama bila dibandingkan dengan proses format yang dilakukan di bawah
DOS, apalagi jika kapasitas hardisk yang akan diformat lumayan besar tentunya akan
memakan waktu lebih lama lagi. Sementara jika Anda menggunakan sistem operasi DOS
(menggunakan disket), proses hanya memakan waktu beberapa detik saja.
Indra Sentosa
indra_sentosa@yahoo.com
Pada sistem operasi Windows, Anda hanya bisa memformat drive yang tidak terkait
dengan sistem. Dengan kata lain, Anda tidak akan bisa memformat drive C: selama sistem
operasi Windows sedang berjalan. Logikanya, mana mungkin sang hardisk membunuh
dirinya sendiri?. Sementara pada DOS, Anda dengan mudah bisa memformat drive
manapun yang Anda inginkan pada hardisk tersebut (termasuk drive C: sekalipun). Karena
sistem operasi yang sedang berjalan ditampung oleh drive A:.
Perbedaannya lagi adalah pada jenis format yang akan Anda gunakan. Di sinilah keunggulan
Windows (XP ke atas) yang menyediakan beberapa jenis format seperti FAT32 dan
NTFS. Sementara DOS tidak mendukung fasilitas format NTFS. Akibatnya lagi, Anda
tidak mungkin bisa memformat hardisk yang sebelumnya berformat NTFS dengan
menggunakan StartUp Disk.
A. MEMFORMAT HARDISK DI BAWAH DOS
MENGGUNAKAN STARTUPDISK
Untuk memformat hardisk melalui DOS, Anda membutuhkan sebuah disket (3.5 Floppy disk)
yang akan difungsikan sebagai StartUp disk nantinya. Penggunaan StartUp disk ini sebetulnya
sudah mulai ditinggalkan oleh generasi Windows. StartUp disk biasa digunakan pada generasi
Windows sebelum XP (Win-ME, 98, dsb). Sehingga untuk proses pembuatan StartUp disk
tersebut, Anda harus bekerja pada sistem operasi Windows generasi sebelum XP. Pada
pembahasan kali ini saya akan menuntun Anda membuat StartUp disk dengan Windows
Millennium (Win-Me).
Langkah-Langkah Membuat Startup Disk
1. Langkah pertama, siapkan sebuah disket kosong, atau disket yang tidak berisi data-data
penting. Karena saat proses pembuatan StartUp disk, seluruh isi disket akan terhapus.
2. Selanjutnya, jalankan komputer dengan sistem operasi Windows Millennium (WINME).
3. Masuk ke jendela Control Panel.
4. Pilih menu “Add/Remove Program”.
5. Klik tombol “Create StartUp Disk”.
6. Masukkan disket ke floppy disk drive.
7. Mulailah proses pembuatan StartUp Disk dengan mengklik tombol “Start”
8. Tunggu beberapa saat hingga proses selesai.
9. Jika telah selesai, tutup jendela Control Panel dan StartUp disk.
10. Masuk ke jendela MyComputer atau Windows Explorer.
11. Buka isi disket (StartUp Disk) yang baru saja Anda buat.
12. Buka file terkompresi “EBD.CAB”.
13. Ekstrak file-file yang Anda butuhkan, dalam kasus ini kita membutuhkan file
“FORMAT.COM”. Tempatkan file Format.com hasil ekstrak di drive A (disket).
14. Proses pembuatan startup disk selesai.
15. Jangan lupa tutup pintu proteksi fisik pada disket agar startup disk Anda tidak
terserang virus atau resiko terhapusnya file sistem.

Sekarang di tangan Anda sudah ada sebuah disket (StartUp disk) yang berisi sistem operasi
DOS di dalamnya.
Kembali ke misi pertama tadi, yaitu memformat hardisk. Langkah selanjutnya adalah
bagaimana caranya menjalankan komputer dengan sistem operasi yang ada di disket Anda.
Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah mengatur seting “Urutan Booting” (Boot
Sequence) pada BIOS.
Cara mengatur Urutan Booting pada BIOS.
Program BIOS merupakan bawaan dari Motherboard, sehingga akan terdapat perbedaanperbedaan
pada langkah seting pada BIOS yang dimaksud, karena menu yang ditampilkan
pada masing-masing motherboard berbeda-beda juga.
Pada tutorial ini saya akan mencoba memberikan contoh seting urutan booting pada
motherboard AwardBIOS.
1. Restart komputer, tuggu beberapa saat proses booting yang sedang berjalan.
2. Tekan tombol DEL atau DELETE di keyboard untuk masuk ke seting BIOS
3. Pada halaman ini, Anda akan menjumpai 5 menu utama, yaitu: Main, Advanced,
Power, Boot, dan Exit.

4. Masuk ke menu Boot dengan cara menggunakan anak panah di keyboard untuk
mengarahkan blok ke menu tersebut.
5. Di halaman ini Anda berkesempatan menentukan urutan booting pada PC dengan cara
menggunakan tombol anak panah untuk mengarahkan blok, kemudian tekan tanda
(+) di keyboard untuk memindahkan drive booting ke urutan atas, atau tanda (-)
untuk memindahkannya ke urutan bawah. Seperti contoh di atas, sorot point 2 (IDE),
kemudian tekan tombol (-) pada keyboard untuk memindahkannya pada urutan bawah.
6. Dari gambar di atas terlihat urutan booting (point 1-4):
1. CDROM
2. IDE (Hardisk)
3. Removable Device (Floppy/Disket)
4. Other
7. Karena tujuan awal kita adalah menggunakan disket untuk booting, maka urutan yang
booting yang harus Anda tetapkan adalah sebagai berikut:
1. Removable Device (Floppy/Drive A:)
2. ATAPI CD-ROM
3. IDE Hard Drive
4. Other Boot Device
8. Setelah itu pilih menu Exit, pilih Exit Saving Changes untuk menyimpan seting yang
telah diatur dan keluar dari BIOS.

9. Sampai di sini proses seting urutan booting pada BIOS telah selesai. Maka saat
komputer dinyalakan, sistem operasi yang akan dijalankan pertama kali adalah DOS
yang ada di disket yang terpasang di Floppy Disk Drive.
Dua langkah utama telah Anda lakukan. Saatnya proses format hardisk dilakukan dengan
bermodalkan sebuah startup disk tadi.
Langkah Memformat Hardisk dengan Startup Disk
1. Masukkan disket ke floppy disk drive.
2. Nyalakan komputer.
3. Tunggu beberapa saat sampai sistem operasi pada disket terbaca oleh komputer.
4. Jika disket telah terbaca, Anda akan menjumpai 4 menu berikut:
(1) Help
(2) Start computer with CD-ROM support
(3) Start computer without CD-ROM support
(4) Minimal Boot
5. Pilih menu no. 4 (minimal boot).
6. Tunggu sejenak, sampai muncul A:\> (A: Promt) di layar DOS.
7. Ketikkan perintah: Format C: kemudian tekan Enter, jika Anda ingin memformat
drive C:
A:\>FORMAT C:
8. Ketik Y (Yes), lalu Enter untuk memulai proses format.
9. Tunggu hingga proses format selesai.
10. Terakhir, Anda diberi kesempatan untuk memberi label pada drive yang telah Anda
format. Atau langkah ini bisa Anda lewatkan dengan menekan Enter di keyboard.
11. Proses format hardisk telah selesai. Matikan komputer Anda.

B. MEMFORMAT HARDISK DI BAWAH WINDOWS
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, dengan Windows kita tidak bisa memformat drive
sistem (drive C:) pada hardisk. Namun baiklah untuk sebagai pelengkap cerita kali ini, saya
akan mencontohkan langkah-langkah memformat drive D: (non system) melalui Windows.
1. Aktifkan jendela MyComputer atau Windows Explorer.
2. Klik kanan drive yang akan Anda format (drive D:)
3. Pilih menu format.
4. Tentukan tipe format yang akan Anda gunakan, misalnya FAT32 atau NTFS.
5. Klik tombol “Start” untuk memulai.
6. Selanjutnya klik tombol “OK” pada jendela konfirmasi proses format.
7. Tunggu hingga proses selesai.
8. Drive D: anda telah selesai di format.
Memang dari uraian di atas, proses format pada Windows terlihat lebih simpel bila
dibandingkan pada DOS. Namun kembali pada kelemahan proses format pada Windows,
dengan DOS kita bisa memformat drive C: sementara pada Windows tidak.
Lalu bagaimana jika kita tetap ingin bekerja di bawah windows, tetapi bermaksud untuk
memformat drive C: pada hardisk yang dimaksud? Proses ini bisa Anda lakukan dengan cara
menggandeng 2 hardisk dalam satu motherboard. Tetapi tetap saja, drive C: yang akan Anda
format harus dipindahkan ke komputer lain, sehingga namanya bukan drive C: lagi nantinya.
Hardisk yang akan Anda format harus Anda fungsikan sebagai “Slave”.
Persiapan apa yang harus dilakukan untuk mengandeng 2 buah hardisk?
Agar tidak membingungkan dan mempermudah proses instalasi fisik hardisk di CPU,
disarankan mempersiapkan kabel data yang berbeda untuk masing-masing hardisk.
Selanjutnya, Anda pindahkan Jumper pada hardisk yang akan difungsikan sebagai slave (yang
akan diformat) sesuai posisinya (keterangan posisi jumper ada di hardisk tersebut). Atau
sebaiknya jumper hardisk tersebut Anda lepas saja selama proses penggandengan hardisk
dilakukan. Jika hardisk slave telah terhubung ke motherboard, serta pemasangan jumper telah
tepat, selanjutnya nyalakan komputer.

Pada beberapa motherboard, hardisk yang baru dipasang akan langsung terdeteksi oleh BIOS,
sehingga Anda tidak perlu melakukan seting pada BIOS lagi. Jika proses booting berjalan
lancar, maka sistem operasi windows akan menampilkan hardisk yang baru Anda pasang
(slave). Selanjutnya Anda bisa memformat hardisk tersebut seperti langkah-langkah
memformat hardisk di Windows yang telah dibahas sebelumnya.
Lalu bagaimana dengan motherboard yang tidak langsung membaca hardisk yang baru Anda
pasang? Maka Anda harus mengatur seting pada BIOS untuk memperkenalkan hardisk baru
tersebut.
Langkah-langkah Seting BIOS untuk Mendeteksi Hardisk yang Terpasang
1. Restart komputer, tuggu beberapa saat proses booting yang sedang berjalan.
2. Tekan tombol DEL atau DELETE di keyboard untuk masuk ke seting BIOS
3. Pada halaman ini Anda akan mengetahui hardisk atau drive lain yang telah terpasang
dan terdeteksi oleh komputer secara otomatis.
4. Di sini Anda bisa mengatur seting pemasangan hardisk secara manual.
5. Jika hardisk yang baru saja Anda pasang telah terdaftar pada list di atas, selanjutnya
keluar dari BIOS melalui menu Exit dan submenu Exit Saving Changes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar